Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, yang pernah menjadi bakal calon
presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),telah menyatakan diri menerima
tawaran menjadi ketua tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa pada Pemilu Presiden 2014.
Atas sikapnya itu, Mahfud tak khawatir kredibilitasnya menurun karena merasa punya argumentasi kuat di balik keputusannya.
Mahfud menjelaskan, beberapa hari ini muncul kritik keras kepadanya
setelah mencuat kabar dirinya menjadi ketua tim pemenangan
Prabowo-Hatta. Namun, baginya, kritik itu tak semuanya tepat meski tetap
saja dianggap sebagai masukan yang baik.
"Dilematis, masa negarawan atau bapak bangsa mau memihak di pilpres?
Tapi, saya segera sadar, saya tak pernah menyebut sebagai negarawan,
terlalu tinggi bagi saya disebut sebagai negarawan atau bapak bangsa,"
kata Mahfud, di Kantor MMD Initiative, Jakarta.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu melanjutkan, ia merasa
masih menjadi pelaku politik yang ingin memperjuangkan keyakinan,
kebenaran, dan tegaknya hukum. Semuanya itu ia landaskan pada pilihan
politik yang sesuai dengan prinsip, bersih, serta beretika.
"Sebagai pemain politik, saya mengikuti apa yang dikatakan oleh Imam
Al-Ghazali bahwa memperjuangkan nilai kebaikan agama itu tak akan
efektif kalau tak punya kekuasaan politik. Nilai luhur agama adalah
saudara kembar dari perjuangan politik," ucapnya.
Dengan pertimbangan itu, Mahfud yakin bahwa berpolitik itu bagian
dari kewajiban. Pasalnya, tanpa politik akan sulit merealisasikan nilai
kebaikan yang harus diperjuangkan melalui struktur kekuasaan.
"Dengan kata lain, jika kewajiban mensyiarkan nilai kebaikan Islam
tak bisa efektif kalau tidak berpolitik, maka berpolitik itu menjadi
wajib pula hukumnya," ucap Mahfud.
Post a Comment