Mahfud MD, menilai
jawaban Joko Widodo tentang konflik di Laut China Selatan tak mewakili
masalah yang ada di lapangan.
"Ditanya laut China Selatan, karena dia tidak mengerti masalah itu ada kasus apa, jawabnya enggak nyambung, malah umum sekali. Masalah kita di laut China Selatan apa, lalu dia jawab diploamsi," kata Mahfud usai acara debat capres di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Selain itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga mempermasalahkan soal penambahan prajurit tentara angkatan bersenjata dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen.
"Kalau kita enggak punya uang, bagaiamana cara angkat TNI sebanyak mungkin. Lalu dia (Jokowi), jawabanya mau angkat TNI. Sudah bilang enggak punya uang, masih mau angkat TNI," sindir Mahfud.
Mahfud menambahkan, Jokowi tidak memiliki konsep yang konkrit terkait masalah itu Laut China Selatan dan soal problem TNI.
"Ini kan soal data di lapangan, ternyata dia lemah, hampir enggak ada yang dia kuasai. Tapi memang yang namanya eknomi pasar, pasar kering dia ngerti. Tapi kalau sudah soal ini (pertahanan), yang selama ini selalu dianggap hebat soal praktis, ternyata tadi praktisnya tidak ada sama sekali," jelasnya.
Mahfud pun menyinggung, pernyataan Jokowi tentang Konferensi Asia-Afrika yang menurutnya sudah tidak relevan disandingkan dengan kondisi bangsa saat ini. "Masa sekarang bicara Konfrensi Asia-Afrika, itukan beda tantangannya, dulu banyak negara terjajah, bisa KAA, sekarang peran Indonesia apa?" tegasnya.
"Saya kira debat pertama sampai sekarang, Prabowo mendomiansi jalannya debat, karena modal dasranya sudah beda. Jadi Prabowo selalu unggul, karena selama ini yang Jokowi dianggap mengerti soal praktis, debat kali ini dia tidak menegrti," pungkasnya.
"Ditanya laut China Selatan, karena dia tidak mengerti masalah itu ada kasus apa, jawabnya enggak nyambung, malah umum sekali. Masalah kita di laut China Selatan apa, lalu dia jawab diploamsi," kata Mahfud usai acara debat capres di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Selain itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga mempermasalahkan soal penambahan prajurit tentara angkatan bersenjata dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen.
"Kalau kita enggak punya uang, bagaiamana cara angkat TNI sebanyak mungkin. Lalu dia (Jokowi), jawabanya mau angkat TNI. Sudah bilang enggak punya uang, masih mau angkat TNI," sindir Mahfud.
Mahfud menambahkan, Jokowi tidak memiliki konsep yang konkrit terkait masalah itu Laut China Selatan dan soal problem TNI.
"Ini kan soal data di lapangan, ternyata dia lemah, hampir enggak ada yang dia kuasai. Tapi memang yang namanya eknomi pasar, pasar kering dia ngerti. Tapi kalau sudah soal ini (pertahanan), yang selama ini selalu dianggap hebat soal praktis, ternyata tadi praktisnya tidak ada sama sekali," jelasnya.
Mahfud pun menyinggung, pernyataan Jokowi tentang Konferensi Asia-Afrika yang menurutnya sudah tidak relevan disandingkan dengan kondisi bangsa saat ini. "Masa sekarang bicara Konfrensi Asia-Afrika, itukan beda tantangannya, dulu banyak negara terjajah, bisa KAA, sekarang peran Indonesia apa?" tegasnya.
"Saya kira debat pertama sampai sekarang, Prabowo mendomiansi jalannya debat, karena modal dasranya sudah beda. Jadi Prabowo selalu unggul, karena selama ini yang Jokowi dianggap mengerti soal praktis, debat kali ini dia tidak menegrti," pungkasnya.
Post a Comment